Waktu itu aku berkunjung ke tempat family, yang kebetulan tetangganya seorang warga negara Belanda, tapi ngajar bahasa Inggris di universitas swasta,dalam rangka program pertukaran dosen. Sebut saja Tesy.
Di suatu sore si tesy datang, tatkala itu kami sedang menyantap gulai, dengan basa-basi kami tawarkan pada dia.
"Saya belum pernah makan yang namanya itu gulai, tapi saya tahu itu masakan dari isi perut kambing !" begitu katanya.
"Kalau begitu, Tesy coba ini gulai !"
"Oh, maaf, saya sudah kenyang,Saya baru saja makan !" sambungnya lagi.
Tapi ketika mau pulang, dia membuat kejutan yang kami anggap aneh dan tak lazim bagi orang kita.
"Maaf, apa boleh gulainya saya bawa pulang.?"
"Oh.., tentu !" kata kami dengan bengong, walau kami terheran-heran tapi kami senang juga karena Tesy mau mencicipinya.
Ehh..nanti dulu, siapa yang dapat menjamin kalau tesy akan menyantap itu gulai.
"Boleh taruhan , pasti Tesy nggak doyan gule itu. Mana ada orang barat doyan jerohan ..dan lagi dia itu kan vegetarian !" ucap Tanteku.
"Kalau gitu, gule itu untuk pembantunya ?" tanyaku
" Mungkin saja!, eh tapi si mbok Nah pembantunya itu lagi pulang kampung." tambah Tante lagi.
"Ya.., kalau gitu gulainya paling dibuang di tong sampah. Mungkin dia tadi minta basa-basi dan demi etika saja, karena tak enak sama kita..!"
"Mana ada orang barat yang basa-basi..,tapi kita tunggu saja, siapa tahu Tesy akan membuangnya di tong sampah depan rumahnya..!!"
Tunggu punya tunggu, ternyata si Tesy tak nongol juga. Iseng-iseng kami ngintip dari balik dinding. Betul juga gulai itu ternyata tidak dibuang di tong sampah seperti dugaan kami.
Karena kami melihat si Dora, Moni dan Brownis lagi asik makan itu gulai. Karuan saja kami terkejut untuk yang kedua kalinya. Itu semua adalah nama-nama anjing peliharaan si tesy. Benar-benar bulus itu akal londo Tesy.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar